Kamis, 09 Mei 2013

Diskusi Capres 2014, Sutiyoso: Urat Takut Saya Sudah Putus

JAKARTA - Diskusi Hitam Putih Capres 2014: Siapa Pantas, Siapa Tidak? Berlangsung di Cafe Galeri, Taman Ismail Marzuki, dengan para pembicara, mantan Menteri era Presiden Gus Dur, Rizal Ramli, Ketua DPD RI Irman Gusman dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso.

Direktur Lembaga Pemilih Indonesia, Boni Hargens dan Karyono Wibowo selaku peneliti senior Indonesian Public Institute, Rizal Ramli mengatakan bahwa seorang pemimpin seyogyanya memiliki visi.

"Pemimpin harus ada visi kepemimpinan. Selama ini yang di utamakan malah popularitas. Jumlah orang kaya di Indonesia paling besar se asia tenggara. Kami ingin dalam 5 tahun kita kejar Malaysia. Kita harus di perhitungkan di Asia," kata Rizal pada kesempatan pertama di hadapan puluhan Wartawan cetak dan elektronik, Kamis (9/5).

Dengan setelan kemeja putih, Irman Gusman yang tampil tenang mengatakan, Pemilu 2014 akan sangat ketat persaingannya. "Karena tidak ada incumbent, tentu persaingan sangat ketat. Indonesia yang masih transisi ke demokrasi ini, sehingga untuk menjadi pemimpin tentu track record menjadi sangat penting," ucap Irman.

Selain itu, Irman Gusman mengutip perkataan seorang diplomat dari timur tengah yang mengatakan bahwa negeri ini adalah negeri mukjizat, ribuan pulau, multi kultur, kekayaan alam dan beragam suku.

"Maka untuk menjadi pemimpin maka ia harus paham mengenai nilai-nilai yang ada di negeri ini, harus paham politik kebangsaan. Berani mengambil sikap atau keputusan, keputusan yang tidak sempurna lebih baik dari tidak ada keputusan sama sekali. Ia pun harus konsisten, baik dia waktu jadi mahasiswa hingga saat dimana ia berkiprah," ujar Irman.

Dijelaskan Irman bahwa bukan saja budaya politik kita belum sempurna, namun partisipasi masyarakat belum luas. Sehingga perlunya mendorong pemerataan bagi seluruh daerah.

Sementara itu, Ketua Umum PKPI, Sutiyoso mengatakan Pancasila sebagai ideologi yang mulai ditinggalkan. Menurut Sutiyoso, Indonesia adalah negara kaya, maka rakyatnya harus sejahtera.

"Pancasila sebagai ideologi, namun pancasila mulai ditinggalkan. Sekarang ini kita telah masuk ke budaya liberal, individualistik, kalau bahasa betawinya lo lo gue gue.
Tidak ada kamus lain, negara kaya harus sejahtera. Ujian nasional saja kacau begitu, masih banyak anak-anak tidak sekolah," kata Sutiyoso dengan intonasi militernya yang masih khas terdengar.

"Hukum kita masih tajam ke atas tumpul ke bawah, sampai sekarang masih seperti itu. Jual beli perkara, mafia hukum dan lainnya. Alutsista kita masih payah. 30 triliun rupiah nilai ikan kita setiap tahun dicuri. Kita butuh kapal-kapal penjaga laut kita, angkatan perang kita harus kuat, bukan seperti Satpam kurus karena narkotik. Kita pun harus bisa membuat pesawat tempur sendiri," ujar Sutiyoso penuh semangat.

Lanjutnya lagi bahwa pemimpin harus berani mengambil sikap, walau harus ada yang dikorbankan demi kepentingan yang lebih besar, serta pemimpin mesti patuh terhadap hukum.

"Seorang pemimpin harus tegas demi kepentingan yang lebih besar yang harus lebih diutamakan. Urat takut saya sudah putus, siapa saja harus diadili, bukan karena kedekatan keluarga atau kekerabatan," ujar Sutiyoso berapi-api.


[beritahukum.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Slide PKPI

pkpinasional's Slide MCPKPI album on Photobucket

PKPI Video

http://www.youtube.com/user/pkpinasional