Sistem kepemiluan harus dievaluasi.
JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal
Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
(PKPI) Rully menganggap Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah menjadi
'Tuhan'. Karena hanya KPU-lah yang dapat mencetak Presiden dan Anggota
Legislatif.
Untuk itu, pihaknya meminta sistem kepemiluan harus dievaluasi,
pasalnya masih ada praktik-praktik transaksional dalam sistem Pemilu
saat ini.
"KPU sudah menjadi 'Tuhan' karena yang mencetak Presiden dan Legislatif
oleh mereka," kata Rully dalam diskusi bertema 'Pencegahan Dini Caleg
Bermaslah Bagi Parpol, KPU dan Bawaslu' yang digagas Komunitas Jurnalis
Peduli Pemilu (KJPP) di Kantor KPU, Menteng, Jakarta, Jumat (5/4).
Menurutnya, sistem yang harus dievaluasi dalam kepemiluan, karena masih
terjadi sistem transaksional. Apalagi sistem demokrasi sekarang ini
sudah tidak pada jalurnya.
Kebebasan demokrasi, dikatakan sudah kebablasan dan semakin banyak
orang memanfaatkan celah korupsi berjamaah, bahkan sudah tidak takut dan
malu.
"Demokrasi sudah kebablasan sudah tidak dalam jalurnya. Konstruksi
demokrasi harus dikembalikan sebagaimana mestinya. Karena sekarang ini
untuk menjadi anggota legislatif haruslah orang yang memiliki pendanaan
yang kuat, dengan demikian maka akan mendapatkan kemudahan," terangnya.
Saat ini, kata Rully, siapa yang memiliki uang yang banyak akan menang
dalam pencalegan, dalam hal ini harus ada konstruksi demokrasi yang
dikembalikan. "Kita harus mencari orang yang konsern dilapangan membantu
rakyat serta menangani dan mengetahui permasalahan yang dihadapi.
Banyak masyarakat yang bermoral baik, namun karena tidak punya uang dia
tidak dapat menjadi anggota legislatif," jelasnya.
[Jaringnews.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar